Ke Rutan
Kemarin lumayan melelahkan..
Pulang sekolah, ga langsung pulang karena ada rapat panitia nasyid 2009.
Nyaris jam 2, permisi cabut duluan karena ada jadwal kegiatan remais(remaja mesjid istiqamah). Jam 2 semua harus udah ngumpul di mesjid.
"Hadohh!! Siapa yang jemput ni, udah nyaris jam 2?"
Untungnya ada Mayka, adik kelas nan baik hati yang mengantarkan Dila ke rumah. Sesampainya di rumah, langsung melesat ke kamar mengganti tas yang hanya berisikan dompet dan hp. Tanpa ganti baju(karena memang disuruh pakai baju sekolah), Dila segera pamit dengan mama dan kembali beranjak dengan Mayka menuju ke mesjid.
Mayka pun menancapkan gas, mempercepat laju motor karena takut ditinggal bus kalau telat. Sebelum ke mesjid, kami menyempatkan diri singgah di supermarket membeli beberapa kue atau jajanan untuk disumbangkan nantinya. Setelah selesai membeli kue, kami menyegerakan diri tiba di mesjid.
"Syukurlah, kita belum telat.." desah Dila lega.
Setelah memarkirkan motor di parkiran mesjid, kami segera naik bus dan memilih bangku ke-3 dari depan. Semua yang ada di dalam bus tampak kaget dengan kehadiran Dila.
"Loh? Kok ada Kak Nadia?" tanya mereka heran saat melihatku.
(Nadia nama panggilan Dila jua. Adik kelas pada manggil Kak Nadia, kata awal dari nama Dila ~ Nadia Rindila.)
Wajar saja mereka tampak heran dan bertanya-tanya ketika melihat Dila di dalam bus. Dila merupakan satu-satunya cewek kelas XI (2 SMA) yang ikut dalam kegiatan ini. Sedangkan yang lainnya adalah anak kelas X. Ada juga anak kelas XI yang ikut selain Dila. Tapi cowok. Itu pun hanya 2 atau 3 orang.
Beberapa menit kemudian, bus pun mulai bergerak. Bus melaju dengan kecepatan yang hampir konstan menuju ke rutan.
(Weww.. kayak soal cerita fisika aja... :D)
Rutan alias rumah tahanan ?
Ya, kami sengaja jauh-jauh hari berencana melakukan kunjungan ke rutan, untuk bersilaturahmi dan sekaligus memperkaya wawasan kami.
Di rutan , kami dikumpulkan di mushalla. Ini merupakan pertama kalinya bagi Dila masuk ke rutan. Wajar saja, Dila asing banget melihat keadaan di rutan. Ada perasaan takut, tapi juga penasaran akan kehidupan di rutan. Salah satu petugas di rutan tersebut pun memberikan kata-kata sambutan dan pengarahan kepada kami.
Dilaporkan oleh bapak tersebut, 70% kasus di rutan tersebut mengenai narkoba. Penghuni rutan tersebut ada 302 orang. 13 di antaranya wanita.
Setelah dikumpulkan ke mushalla, kami pun melihat-lihat keadaan rutan. Mulai dari kamar tidurnya, kamar mandi, juga tempat lainnya. Tak lupa kami mewawancarai salah satu penghuni rutan, seorang cewek yang berumur sekitar 20 tahun dengan kasus membunuh suaminya.
"Kalau boleh tahu, kasus kakak apa , kok bisa sampai dijebloskan ke rumah tahanan ini?" salah satu dari adik kelas yang saat itu di sampingku bertanya pada wanita tersebut.
"Kakak nggak sengaja bunuh suami kakak. Dia selingkuh. Tingkahnya udah keterlaluan. Jadi kakak silap, kakak pukul bagian kepalanya dengan ****(lupa apa namanya). Dia langsung tergeletak dan ternyata sudah tak bernyawa lagi," jawab wanita tersebut menjelaskan secara singkat.
Ada juga seorang cewek yang masih berusia 18 tahun sudah mendekam di rutan tersebut dengan kasus menculik anak kecil.
Setelah puas berbincang-bincang dan melihat suasana di rutan, kami menyudahi kunjungan kami
dan melanjutkan perjalanan ke Mesjid Baiturrahman, Lhokseumawe untuk melaksanakan shalat ashar. Selesai shalat, kami tak langsung beranjak ke bus karena ada pertemuan singkat dengan RMB(Remaja Mesjid Baiturrahman) untuk sekedar berbagi pengalaman dan silaturahmi.
Tak lama selesai pertemuan tersebut, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju ke Mesjid Istiqamah, Arun. Awalnya, kami berencana ke laut sebelum pulang. Tapi waktu begitu sempit sehingga rencana itu pun dibatalkan.
Di bus, Dila menerima sms bahwasannya Dila selaku panitia nasyid diminta untuk datang rapat jam 5 di salah satu rumah panitia.
Weww.. Sekarang aja udah jam 5. Belum lagi perjalanan untuk sampai ke Arun menghabiskan waktu sekitar 20 menit. Manah mungkin sempat. Paling-paling kalau datang juga nanggung banget. Baru bentar datang udah pulang.
Sesampainya di Arun,
Dila diantarkan pulang dengan Mayka melewati jalan yang panjang sekaligus ngabuburit.
15.50
|
Label:
My Diary
|

1 komentar:
Mayka, adik kelas nan baik hati? wew. jadi maluuu *dilempar panci
Posting Komentar